23 Desember 2016

Wawancara dengan Pemenang UNSA Ambassador 2016

12/23/2016 01:05:00 AM 2 Comments
Ilham Fauzi. UNSA AMBASSADOR 2016

UNSA (Untuk Sahabat) adalah sebuah grup kepenulisan yang tenar di media sosial facebook. Setiap tahun Unsa memilih satu orang anggotanya untuk menjadi Duta Penulis Unsa yang tugasnya memotivasi dan menginspirasi  para penulis lain untuk berkarya lebih baik lagi. Tidak hanya itu, Duta Penulis Unsa harus senantiasa bersahabat atau friendly dengan siapa pun dalam berkarya. Mengingat saat ini tidak sedikit penulis yang hanya berkarya saja namun terkadang masih dingin dengan teman-teman penulis lain yang ingin sharing dan berbagi ilmu dengannya.

Untuk menjadi Unsa Ambassador tidak mudah. Ada rentetan tugas dan penjurian yang harus di ikuti selama 3 bulan (emejing banget kan. Kalau gue ikut kompetisi selama itu mungkin sudah melambaikan tangan ke kamera). Tugasnya bermacam-macam. Dari tugas membuat cerpen sampai menulis buku. Dua finalis terpilih akan berkompetisi satu sama lain dan diundang dalam perayaan ulangtahun UNSA.

Juara pertama Unsa Ambassador ini akan mendapatkan hadiah uang tunai ratusan ribu, selempang Unsa Ambassador yang bertuliskan tahun jabatan (duh ngiler banget gue secara selempang cuma bisa didapat di ajang kayak putri-putrian gitu), tropi, paket buku dan tentu saja dinobatkan menjadi UNSA Ambassador. Cukup menggiurkan bukan?

Pemenang UNSA Ambassador tahun 2016 adalah Ilham Fauzi. Pria berdarah minang ini merupakan pengurus FLP Pekanbaru yang saat ini sedang menjalani pendidikan master-nya di UNAND Padang. Keren apa coba. Dia masih singel loh dan katanya lagi buka lowongan, muehehe. Saat diwawancara via inbox fb, Ilham baru saja pulang dari Bogor menghadiri milad UNSA dan penobatan UNSA Ambassador 2017 yang baru. Meski begitu, Ilham tetap mau kok berbagi pengalamannya yang pernah memenangkan Unsa Ambassador 2016 dan berbagi kisahnya selamat menjabat menjadi Duta Penulis.

*ceritanya disini aku sebagai wartawan yang mewawancarai artis. haghaghag*

22 November 2016

Alarm Berbunyi

11/22/2016 12:00:00 AM 7 Comments

*sebuah catatan gak mutu dihari lahir
*Versi gue-elu

Euphoria merayakan ulangtahun temen berasa banget di asrama PPG ini. setiap ada yang ulangtahun, pasti ada aja yang iseng ngerjain. Dari temen se cluster, se lorong, temen satu blok ataupun temen satu jurusan. Mungkin karena kami semua kurang piknik kurang hiburan, jadi disaat ada yang ulangtahun, disitulah dia dijadikan korban. Layaknya anak-anak Abege merayakan ultah, dari diiket di pohon, disiram air got,  dilempar telur, sampai dilempar ke kolam ikan di depan asrama. Pokoknya setiap ada yang ulangtahun, asrama jadi heboh, berisik dan jorok. Tapi semua Happy! Hihihi…

Kemaren gue ulangtahun. A.k.a jatah gue numpang hidup di dunia ini berkurang. Hari itu sama kayak biasanya, malemnya gue begadang sampe jam 3. Ngerjain sesuatu dan bantuin temen sekamar yang mau ujian PPL besoknya. Paginya sempet belajar kelompok sama temen-temen PGSD. Dan langsung diseret paksa makan di Medan Mall.

Malemnya, selesai apel malam di asrama, temen-temen UNPRI (UNP dan UNRI yang merupakan dua kampus pendatang di PPG ini) ngasi surprise dengan kue yang lumayan gede banget. Sampe gak abis dimakanin. Acara UNPRI kelar, gue pun balik ke kamar, beres-beres muka yang belepotan kena krim kue, dan duduk santai santai sambil baca-bacain ucapan ultah di sosmed. Eh tau-tau Winda, temen satu cluster ngajain bahas soal. Males banget dong. Karena gue gak beranjak dari tempat tidur, Winda narik gue yang berujung ke tempat cuci. Gue udah berusaha bertahan, tapi yang narik jadi tambah rame. Akhirnya pasrah disiram pake air yang kalo dilihat dari bentuk baunya, udah dicampur sama detergent, blau, bahkan kulit pisang juga juga disitu. Gue sempet menggigil disiram tengah malam begitu. Untung nggak lama dikurung di tempat cuci. Bener-bener sukses mereka ngerjain gue!



Begitu dikasi kue yang ada angka 27 a.k.a duapuluhtujuh itu, gue termangu. Ya allah… gue udah setua ini. dan gue belum jadi apa-apa, life goal gue belum kesampean. Seketika gue rasanya pengen nangis guling-guling sambil nyelam di kolam ikan asrama.

Temen cowok di asrama yang juga ikut ngerayain ultah gue sempet kaget begitu tau umur gue 27. Soalnya PPG angkatan IV ini rata-rata berumur 25-26. Dia sempet gak percaya gitu, apa muka gue seimut itu yak? #menghiburdiri
***

26 Oktober 2016

INSPIRASI DARI MUSEUM BATAK ,TB SILALAHI CENTER

10/26/2016 01:10:00 PM 16 Comments
in front of museum Batak
Baca perjalanan sebelumnya :

Dari zaman dahulu kala, orang Batak itu udah kenal sama budaya yang tinggi. Dulu bahkan ada tulisan aksara Batak, bahasa Batak , Gondang Batak, pakaian Batak (ulos), dan ada penggunaan marga. Tapi zaman kan udah modern ya. takutnya lama-lama nilai budaya makin hilang. Makanya dibangunlah MUSEUM BATAK TB SILALAHI CENTER ini. yang namanya museum pasti isinya barang-barang peninggalan budaya yang bersejarang dong ya. kalo isinya ikan itu mah namanya pasar ikan #gaklucu

Aku baca di brosurnya, museum ini dibangun selain untuk nyimpen barang-barang budaya, juga untuk menyatukan ke 6 etnis Batak yang ada di Sumatera Utara. Ada Simalungun, Mandailing, Angkola, Pakpak dan Karo (CMIIW). Bagunan museum ini dibangun super megah banget. Katanya sih museum ini dapat anugerah Cagar Budaya dan Permuseuman tahun 2014, sebagai Museum swasta Terbaik di Indonesia yang dianugerahkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kerenn…kereenn… #standing applause

19 September 2016

Festival Danau Toba di Muara. Negeri Indah kepingan Surga

9/19/2016 10:38:00 AM 4 Comments
pose gak jelas di FDT
Cerita sebelumnya : Hai, Danau Toba!
Seger banget abis SPA di Pemandian air panas Sipoholon, perjalanan pun di lanjutkan ke Muara. Dan kami berempat masih belum tau mau dibawa kemana. Waktu di pinggir jalan liat spanduk-spanduk bertebaran baru deh kami tau kemana arah dan tujuan perjalanan jauh ini.

SELAMAT DATANG DI FESTIVAL DANAU TOBA
MUARA NAULI- TAPANULI UTARA

Aku pun langsung kegirangan. Ternyata kami bakal diajak ibu nonton FESTIVAL DANAU TOBA! Ivent yang diadakan Cuma setahun sekali! Gilaakk… gilaakk… festival dayung sampan di taluk kuantan, Riau aja seumur-umur belum pernah. Lha ini di ajak nonton Festival Danau Toba di Tapanuli Utara. What a lucky I am.

18 September 2016

Hai, Danau Toba!

9/18/2016 08:02:00 PM 20 Comments


Yeaayy… Alhamdulillah ya…  setelah 6 bulanan jadi anak asrama di Medan, akhirnya aku bisa liat Danau Toba juga. Gretongan lagi… rejeki anak sholeh emang kagak kemana. Sini-sini, aku ceritain dikit trip ke Danau Toba selama 3 hari kemaren. Bukan kemaren juga sih, udah lumayan lama juga. Hahaha.

Awalnya liburan lebaran Iedul Adha ini rencananya aku mau menumpang hidup dirumah temen sekamar. Namanya Erni. Cewek asli Batak ini tinggal di Binjai. Sekitar 1 jam dari Medan. Ya dari pada seminggu bengong aja di asrama yang udah bisa dipastikan bakal sepi banget itu, mending numpang hidup di rumah Erni, biar kebagian makan rendang daging kurban. Hohoho #mental gratisan

Sebelumnya, Ibu Asrama yang biasanya paling ditakuti dan disegani di asrama (like always every dormitory do), tau-tau nyamperin aku. ngajak touring pake motor ke daerah Sibolangit sana, mungkin kesian liat aku di asrama terus. Setiap orang liburan pada pulang selalu jadi penunggu asrama. So, udah diomongin sana-sini gimana berangkatnya, pake motor siapa, bobonya dimana dll. Eh, ujung-ujungnya karena beberapa alasan nggak jadi. Kalo pun jadi, belum tentu juga Ummi aku bakal ngizinin sih. Hihihi. Yaudah deh, aku rencanain ke rumahnya Erni aja di Binjai. Sedangkan temen-temen dari Riau yang lainnya masih betah jadi penunggu asrama. 

Eh dasar rejeki anak sholeh, beberapa hari kemudian, ibu asrama yang kami panggil Bu’ Nur nyamperin aku sebelum makan malam. Kali ini ngajak touring tapi pake mobil. Gak pake itinenary. Pokoknya dari asrama jalan aja terus, kalo nemu tempat bagus kita berhenti. Nginap dimana nanti aja dipikirin, penginapan dimana-mana juga banyak. Pokoknya kita jalan! Mungkin Bu’ Nur mau kekinian, pake istilah Let’s Get Lost aja kali. asek! Karena anggota masih kurang, temen lain yang di ajakin Bu’ Nur pada gak bisa ikut, yah, dari pada mobil kosong, aku ajak aja anggota di Kasturi. Terjaringlah Tika, Putri dan Fitri. Here we go….!!!

28 Juli 2016

Cluster Kasturi. A home Sweet Home

7/28/2016 09:08:00 AM 1 Comments
ASRAMA PPG SM3T UNIMED

Pengumuman dari ibu asrama malam ini yang menyatakan akan ada rotasi asrama bulan depan membuat aku tersentak, peraturan asrama satu ini yang paling aku takutkan, ternyata akan terjadi dalam waktu dekat. Hampir lima bulan terlewati, sudah banyak kisah terukir, sudah membahana gelak tawa setiap hari, sudah kuat hati tarpatri satu sama lain. Adalah sebuah keniscayaan kita bersedih ketika harus dipisahkan. Untuk membingkai kenangan, izinkan aku abadikan secuil cerita di blog yang tak seberapa ini.  

Ada 3 blok di lingkungan asrama PPG UNIMED ini. setiap Blok berbeda bentuk fisik bangunan dan isi kamarnya. Tapi fasilitas yang kami dapatkan sejatinya adalah sama. Blok A yang terdiri dari 4 cluster dihuni oleh para pria, di Blok B yang berada di depan Blok A dihuni oleh para wanita. Beda dengan blok A, di blok B ini ada 6 cluster. 4 cluster dihuni oleh para wanita, 1 cluster dihuni oleh laki-laki (karena tidak muat di Blok A), dan 1 cluster lagi dihuni oleh aadik-adik mahasiswa S1 dari papua yang mendapatkan beasiswa afirmasi di unimed. salah satunya ada yang dari Tolikara loh.

Sedangkan di blok C yang bentuk fisik bangunannya memanjang, kamarnya dihuni oleh perempuan yang berjumlah 60 orang. Sisanya, karena di Asrama PPG UNIMED tidak muat, peserta PPG lainnya di tempatkan di asrama UMA (Universitas Medan Area) yang berada kurang lebih 1km dari asrama PPG UNIMED. Disana juga mendapat fasilitas yang sama. Tempat tinggal dan makan 3 kali sehari gratis. Bahkan ada jasa laundry 20kg setiap bulan. Itu juga gratis. Wow! Tinggal focus belajar aja cuy

14 Mei 2016

Fenomena VLOG

5/14/2016 05:15:00 PM 5 Comments

 Akhir2 ini karena wifinya asrama  kenceng banget, aku jadi sering nongkrongin yusup. eh yutub. Ada banyak banget video diary orang seliweran di beranda youtube aku. Dari hasil pengamatan aku, para youtuber ini punya beberapa catatan.
  1. Mereka terkenal, subscribers nya sampe jutaan. Yang walopun mereka cuma aplod video makan donat di mall (which is itu hal biasa) bisa diliat ribuan bahkan ratus ribu kali.
  2. Youtubers rata-rata orang kaya, liat aje gadget nye yg bisa bikin muka muluss.... lighting nya, tripot nya, dan banyak lagi. syuting nya juga di tempat-tempat bagus. Rumah mewah, Mobil bagus, mall, kantor menjulang tinggi dll.
  3. Youtubers rata-rata adalah anak-anak muda yang kreatif, di awal karir sebagai youtubers mereka bikin video yg unik,lucu2an etc. pokoknya yg kekinian bgt deh. Penonton pun tertarik untuk ngeklik videonya, dan jadilah view nya ribuan.
  4.  

14 April 2016

Satu Bulan di Medan

4/14/2016 08:36:00 AM 32 Comments

Tepat hari ini, satu bulan yang lalu kami sedang rempong di bandara Sultan Syarif Qasim Pekanbaru. Air mataku sempat jatuh ketika akhirnya bersalaman dan memeluk orang tuaku. Padahal sebelumnya tidak ada sedikitpun rasa sedih, karena ini hanya perpisahan setahun untuk ke Medan, bukan ke Papua! tapi saat aku tinggalkan Buya sedang sakit, masih harus bolak balik ke rumah sakit, terapi dan segala macamnya, siapa nanti yang akan wara wiri mengantarkan Buya, itulah yang membuat aku tak bisa menahan tangis ketika memeluk dan mencium Buya di bandara. Buya yang walaupun tidak enak badan tetap ikut mengantarkanku ke bandara, bahkan dengan semangat ngobrol dengan supir taksi bahwa anak gadisnya ini mendapatkan beasiswa Full kuliah di Medan. Buya yang malamnya masih tidak bisa bangun dari kasur, tapi pagi ketika berangkat dengan semangatnya bercerita bahwa anak pertamanya ini akan di didik untuk menjadi guru professional di asrama. Ah Buya, tetap lah sehat, tunggu aku kembali dan membahagiakanmu.
 
Sampai di medan kami disambut oleh ketua PPG UNIMED di ruangannya yang walaupun sudah jam 5 sore masih tetap buka. Kemudian kami di antarkan menuju asrama yang ternyata sedang di renovasi. Kami pun di tempatkan sementara di asrama Putra. Di sana kami bertemu alumni SM3T dari Padang yang akan bersama-sama PPG di UNIMED juga. Jadilah malam itu kami berbahasa minang ria. Hihihi. Malam pertama di asrama kami makan bersama nasi bungkus di gelaapnya lorong kamar, mati lampu. Sial.

Paginya di sibukkan dnegan urusan registrasi, daftar ini itu dan tetek bengek lainnya. Aku kira semua urusan akan selesai dalam satu hari. Ternyata membutuhkan 3 hari untuk menyelesaikan semua adm itu. Harapanku untuk ajojing ke pulau Samosir menikmati indahnya Danau Toba luluh lantak. Ditambah lagi teman-teman ku yang lain ternyata sudah pernah ke Medan. Jadi  aku doang yang exited ingin ke samosir. Padahal hanya ada waktu kosong 3 hari untuk mengurus semua adm. Selanjutnya sudah masuk kegiatan orientasi kampus. Semoga ada waktu dan rejeki yan pas di lain waktu.

Medan ini tidak jauh dari yang aku bayangkan, sebuah kota besar dengan kemacetannya. Dan udaranya yang  super panas. Jenis panas di medan beda sama di Pekanbaru. Kalo di Pekanbaru panasnya menyengat kulit tapi nggak bikin keringetan,  di Medan ini cuacanya menyokong kulit untuk lebih banyak memproduksi keringat. So, siang-siang di medan itu buanjir keringat. Bahkan subuh pun kami mandi keringat di kamar tanpa kipas angin itu. Karena sering kepanasan jadi dehidrasi terus, jadi banyak minum. Dan insyaallah kalau banyak minum jadi sehat 

Untuk adaptasi sebenernya nggak susah, aku ini tipe orang yang mudah adaptasi. Di Papua aja dengan mudahnya adaptasi dengan warga, dari wali murid, pendeta, pemuda desa, bahkan tukang mabuk pun aku jadikan teman. Tapi satu bulan di Medan aku belum dapet temen deket, belum bisa bener-bener gabung sama teman-teman asli Medan. Soalnya  aku selalu barengan sama teman2 dari Riau dan Padang. Makan bareng, padahal di ruang makan itu ada 199 anak PPG lainnya, pergi ke luar bareng, belanja bareng, jalan-jalan bareng. Sampai ada temen dari Medan yang bilang kami nggak bisa adaptasi. Sedihnya denger ada yang bilang gitu. Need more time aja kali ya. tapi setelah sebulanan ini di kampus udah bisa adaptasi dengan baik dong. Temen-temennya baik2, care dan banyak pelawaknya.

Anak Riau dan Padang ke pasar begini. keroyokan

08 April 2016

Keliling Sumatera Utara Dalam Sehari #PRSU 2016

4/08/2016 05:03:00 PM 12 Comments


I Love PRSU

Nggak nyangka banget bakal ke Medan. Rencana ke Medan pernah sih, numpang lewat mau ke Danau Toba. Tapi belum kesampean, Alhamdulillah Allah kasi jalan lain untuk ke Medan. Gratis pula! Ya, aku di tempatkan untuk belajar selama setahun di UNIMED. Pertama kali tau kalo aku bakal PPG di Unimed, Danau Toba seperti udah terbayang di depan mata. Secara kalo dari Pekanbaru-Samosir kan biayanya besar banget. Kalo dari Medan tentu lebih dekat dan hemat. Semoga ada waktu dan rejeki untuk explore Sumatra Utara ini kapan-kapan. 
 
Nah, sampe di Medan udah tenggelam aja sama kesibukan PPG, expectation begitu nyampe Medan 2 hari langsung ke Toba itu gagal total. So, sebelum explore Sumut beneran, aku dkk keliling Sumut dalam sehari. Kami datang ke Event tahunan yang ada di Medan. Namanya Pekan Raya Sumatera Utara a.k.a PRSU. Disini lengkap banget memamerkan setiap kabupaten yang ada di Sumut, dari jajaran pemerintahannya, makanannya, sampai tempat wisata nya. Ini ibarat kita mau beli rumah, liat replikanya dulu.  Sihiiiyyy…!!

So, abis pulang dari Istana Maimun, kami ke PRSU yang sore itu rame buanget. Untung kami nyampenya belum terlalu sore, jadi masi kebagian parkir mobil yang deket TKP. Pas kami pulang orang udah bejibun, parkir penuh. 

Begitu masuk dari luar terlihat robot-robotan ala-ala universal studio singapur menyambut tamu. Yang tadinya males mau masuk karena tiketnya ternyata Rp. 20.000, tapi begitu liat ke dalem ada banyak ikon-ikon keren gitu, akhirnya kami semua masuk. Walaupun harus ngutang dulu, soalnya dompet aku ketinggalan di asrama. Hahaha
 
welcome to PRSU 2016. Dari Kiri : Aan, Ningsih, Khusnul, Kak Ayu, Winda, Aku dan Dila
Bukan Universal Singapur

27 Maret 2016

Jadi Ratu di Istana Maimun Medan

3/27/2016 08:55:00 AM 18 Comments
Jadi ceritanya, setelah 2 minggu tinggal di Medan, baru kemaren itulah aku dkk mahasiswa dari Riau dan Padang ini bisa ngebolang di Medan. Sebelumnya kami cuma tau kampus, asrama dan pasar di Aksara. What a boring day! Setelah tanya sana-sini, lobi sana sini sampai bibir dower, kami menemukan pahlawan yang tidak kesiangan untuk membawa kami keliling kota Medan. Doski menawarkan diri untuk jadi Guide dan nawarin pinjaman mobil sekaligus jadi supir. Waaahh.. paket lengkap! Temen PPG asal UNIMED ini awalnya tidak mau disebut namanya, tapi kita sebut saja inisialnya Zulvan. Sebelumnya Zulvan juga yang banyak membantu kami dalam proses kehidupan nomaden kami di asrama UNIMED. Pokoknya Zulvan ini care banget lah. Oke punya.

Malamnya rapat kecil, paginya kami pun ready keliling kota Medan. Tadinya mau ke Brastagi, tapi takut nggak terkejar waktunya, secara status kami sekarang adalah anak asrama yang terikat peraturan. Finally diputuskan kami keliling-keliling kota aja dan ke Istana Maimun, sekalian sholat di Masjid Raya Medan. Oke deh. 8 orang dari UNRI, 4 Orang dari UNP, ditambah Zulvan sebagai supir, Pak Lurah Asrama dan Aan dari UNIMED bersiap cus and go…!!!

Karena mobil cuma satu, yang cowok-cowok di carikan pinjaman motor. Jadi yang cewek-cewek duduk cantik di mobil, yang cowok-cowok konvoi pake motor. Asek asek… akhirnyaaaa… ada jugaa yang ngajak jalan-jalan di Medan. Hahaha
cap cuuuuusssss


07 Maret 2016

Mencoba Baju Adat Papua

3/07/2016 11:44:00 AM 44 Comments

Sore itu beberapa bulan sebelum kepulangan kami, Mama Perlin (istri kepala sekolah) dan MamaIrpa (istri Pak Wetipo, guru yang tinggal serumah dengan kami) datang ke rumah. mereka berdua membawa tas yang penuh dengan noken. Aku dan Hotma (partner ngajar ku) langsung ke GR an tingkat dewa dong, dikira mereka bakal ngasi noken itu buat kami. Ehh.. ternyata noken-noken itu Cuma di titip dirumah kami karena besoknya mau di bawa ke pesta pernikahan. Karena menurut mereka rumah kamilah tempat paling aman untuk menyimpan noken, sedangkan kalau noken disimpan di Honai, nggak bakalan aman. Alias pasti di maling. Secara honai kan nggak punya kunci yang kuat.
 
Tapi karena liat mata aku dan hotma yang berbinar-binar melihat noken ini, maka kami di izinkan untuk mencoba memakai noken yang harganya bisa mencapai 500 ribu itu. Untuk bisa menjadi sebuah baju, dibutuhkan 2 helai noken.  Cara memakainya kalo nggak di ajarin pasti bingung banget dah. Hahaha..

Selain memakai noken, kami juga di pakaikan salli (dibaca sili). Rok tradisional lembah baliem yang terbuat dari dedaunan, kemudian di warnai. Memakai Sali ini tidak susah. Tinggal di lilit aja ke pinggang. 
baju adat Lembah Baliem, Papua. mahal bro!

Resensi Buku ; Sepotong Kisah di balik Lembah

3/07/2016 11:32:00 AM 12 Comments


 
Judul : Baliem Undercover
Penulis : Reby oktarianda
Penerbit :  C.V Draft Media
Harga : Rp. 45.000

Ketua SM3T UR Penempatan Jayawijaya memberi judul buku bercover putih ini dengan Baliem Undercover. Bukan tanpa alasan cowok jangkung ini memberi judul “Undercover”, karena memang buku ini mengupas dan menguak (kalah infotainment) sisi yang berbeda dari lembah baliem yang banyak belum diketahui khalayak ramai yang ada di luar pulau Papua. jangankan yang ada di luar Pulau Papua, jika di tanya tradisi bakar batu pada masyarakat Papua barat, mungkin mereka tidak tau, karena bakar batu adalah tradisi orang pegunungan di lembah baliem Papua.

Meskipun tipis karena hanya 70 halaman, tapi buku ini membuka mata pembaca mengenai bagaimana kehidupan masyarakat suku Dani di pedalaman Papua. suku Dani yang terkenal keras dan “hobi” perang justru dikenalkan penulisnya sebagi orang-orang yang suka memberi. Istilah “kasih” dan “Berkat” juga diceritakan di buku mungil ini.

Foto-foto dengan kualitas glossy paper juga memanjakan mata pembaca. Dengan melihat foto-foto yang dicetak berkualitas mendorong imajinasi pembaca dan menggerakkan ingin berwisata ke Papua. sejalan dengan tren medsos saat ini, dimana setiap orang mendadak menisbatkan dirinya menjadi seorang traveller. 

31 Januari 2016

Belajar Menghargai Kebaikan dari Mas Gagah

1/31/2016 01:00:00 PM 28 Comments


Review film : Ketika Mas Gagah Pergi
 
Alhamdulillah, setelah gagal nobar KMGP bersama FLP kemaren, hari ini kami para FLPers Pekanbaru sukses ikutan nonton bareng film fenomenal ini. Kami nonton jam 09.30 it’s mean kami datang ke bioskop pagi-pagi saat pintu mall belum buka. Jadi harus naik lift barang. hihihi.  Sampai di bioskop terlihatlah pemandangan yang tak biasa. bioskop hari ini jadi lautan jilbab dengan ikhwan-ikhwan berwajah teduh. Anak-anak panti asuhan dan anak-anak pesantren yang diundang juga rame di bioskop itu. Wew, ada kurang lebih 500 orang yang akan menonton di 2 studio yang sudah dicarter oleh penyelenggara nobar ini. kerreenn..!!!

Seperti apa sih film yang bikin penasaran ini? gimana aktingnya aktor baru Hamas Syahid dalam film ini. kenapa film ini sempat turun layar padahal penontonnya sebanyak ini? kenapa harus cater bioskop dulu dan dilunasi H-3 untuk bisa menonton film ini di bioskop? Segitu takutnya pemilik bioskop memutar film ini? yok kita simak liputannya setajam pisau! #pake gaya fenny rose

Mas Gagah, sosok kakak yang begitu dekat dengan adiknya, Gita. Selalu melindungi dan tau betul caranya bersenang-senang dengan adiknya. Tapi tiba-tiba sepulang dari Ternate Mas Gagah berubah! Bajunya yang modis berubah menjadi koko, wajahnya yang maskulin dihiasi jenggot tipis. Mas Gagah bahkan berani meninggalkan dunia modeling! 

Sang adik yang menjadi sedikit terabaikan karena kesibukan kakaknya untuk berhijrah menjadi kalut. Gita tidak bisa menerima perubahan kakaknya. Mas Gagah tidak bisa lagi di ajak nonton konser, nongkrong di cafe dan kegiatan-kegiatan lainnya. Bahkan Mas Gagah mengorbankan uang tabungannya yang harusnya untuk traveling ke luar negeri bersama Gita, untuk membangun rumah singgah anak-anak pinggiran. Mas Gagah ingkar janji. Gita murka dan menuntut penjelasan.

Dua bulan di Ternate ternyata merubah Mas Gagah menjadi sosok yang berbeda. Gita merasa seperti ada orang lain di rumahnya, bukan lagi Mas Gagah yang dulu. Belum lagi hadirnya Yudi yang setiap hari selalu ditemuinya di bus kota untuk berceramah panjang lebar seperti Mas Gagah. Apa Yudi adalah orang suruhan Mas Gagah untuk mengawasinya di bus kota? Apa yang membuat Mas Gagah berubah sedrastis itu? Tonton filmnya di bioskop terdekat #eaakk… 

Yang bikin mata nggak bisa lepas dari layar film ini adalah Hamas Syahid yang berperan sebagai Mas Gagah. Sumpah demi anak-anak kucingku, Mas Gagah nya beneran gagah banget! *ngiler di bangku. Walaupun itu jenggot keliatan palsunya, tapi ketampanan dan kharisma Mas Gagah benar-benar mempesona penonton. saat Mas Gagah menemani adiknya mengerjakan PR, mengantar jemput adiknya ke sekolah, berantem melawan preman dan mendirikan rumah cinta. Ahh.. doski keren bangeettt… belum lagi bacaan qur’an nya yang bagus dengan tahsin yang mulus. Bikin klepek-klepek. Hua.. Ummi, aku pengen juga punya kakak kaya gitu *ditabok ummi pake codet.

Aquino Umar yang berperan sebagai Gita juga natural banget aktingnya. Katanya doski aktris baru tapi sama sekali nggak keliatan kaku. Aktingnya Aquino Umar sebagai adiknya Mas Gagah cucok banget. Sesuai sama imajinasi pembaca bukunya Helvi Tiana Rosa yang udah 20 tahun masi aja terus cetak ulang. Karakter Gita yang manja dan butuh perlindungan dari Mas Gagah dapet banget diperankan oleh Aquino umar. Selain itu, yang aku suka dari film ini. meskipun ada pemeran yang tidak memakai jilbab, tapi kostum mereka sopan-sopan. Seperti Aquino Umar yang berkarakter tomboy, tapi tidak pernah memakai tank top atau celana hot pans di film ini. Dia cuma memangkas pendek rambutnya, dan Viola! Aquino Umar yang aslinya feminim dengan rambut panjang bisa jadi Gita dengan karakter tomboy nya. Salut untuk totalitasnya dalam akting.

Selain pemeran-pemeran utamanya yang merupakan pendatang baru di dunia akting. Film ini juga didukung oleh lebih dari 30 artis-artis senior. Sebut saja Wulan Guritno yang berperan sebagai Mamanya Mas Gagah, Epi Kusnandar sebagai preman, Ali Syakieb sebagai pencopet, bahkan Sule juga ikut berperan di film ini walaupun cuma duduk sebagai penumpang bis. Hihihi. Penonton seolah dapat surprise di setiap scenenya dengan hadirnya pemeran-pemeran pendukung yang biasanya kalau di film lain doi jadi pemeran utama. Seperti Shiren Sungkar yang kebagian peran jadi pemain teater, Joshua yang jadi teman kampus Mas Gagah dan  masi banyak lagi artis-artis senior yang turut berperan di film ini dan mengundang gelak tawa penonton .
Film yang diawali dengan memamerkan keindahan Ternate juga memukau penonton, di tambah lagi kegagahan Mas Gagah tadi. Tapi sayang seribu sayang, pengambilan gambar di Ternate sangat sedikit dan hanya dari satu sisi saja. Mungkin biar penontonnya penasaran dan langsung pergi ke Ternate *plak! Analisa macam apa ini.

Memang banyak hal yang bikin penonton penasaran dalam film ini, selain tentu saja karena film ini dibuat bersambung, juga ada banyak adegan yang seolah lompat-lompat. Aku yang sudah berulang kali membaca bukunya (sebelum nonton aku juga membaca lagi) agak bingung dengan jumping scene di film ini (istiah macam apa itu!). Tapi karena sudah exited, ku abaikan saja. Seperti ketika Gita dan mama mengantar Mas Gagah ke bandara dan tau-tau Mas Gagah nya udah pulang dengan penampilan yang berbeda. Mbok ya di kasi keterangan tertulis “2 bulan kemudian” gitu ya. Meskipun perubahan penampilannya hanya dari baju modis ala model yang berganti menjadi baju koko dan jenggot tipis yang keliatan itu ditempel. Sedangkan celananya masih menggunakan jeans yang ketat dan memperlihatkan bentuk kaki *aku kan jadi haaaauss liatnya. *tutup mata . 

Jumping scene di bandara bukanlah satu-satunya adegan lompat-lompat di film ini. masi banyak lagi yang bikin kening berkerut. Bagi yang sudah pernah membaca bukunya, ini seperti nonton trailer yang durasinya panjang. Ibarat nonton cuplikan-cuplikan dari buku. Kalau aku jadi penonton yang belum pernah baca bukunya, pasti aku nggak ngerti dan butuh seorang guide untuk menjelaskan lebih detil. Kenapa dia begini, kenapa begitu. Loh kok tiba-tiba dia ada disini, emang kenapa dia begitu? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan sejenis yang  muncul. Apa IQ gue yang emang jongkok.

Yudi yang ’ceramah’ di bus kota juga cukup mengganggu. Kalau dibuku sih asik aja membaca sosok Yudi yang membuat Gita jadi teringat kakaknya. Berdakwah dimana aja dan kapan aja, sampai-sampai di bus pun dia ceramah dengan semangat 45. Anti mainstream banget cara berdakwahnya. Tapi ketika di visualkan ternyata jadi agak keki. 

Terlepas dari itu semua sosok Mas Gagah disini memang menginspirasi banget. Menginspirasi untuk berhijrah, untuk ngemong adik, untuk melakukan kebaikan apa aja yang kita bisa. Udah sering denger dong ya, dari pembaca buku yang dapet banget feel buku ini dan terinspirasi untuk berhijrah. Sebut saja kak Siti, temen aku di FLP Pekanbaru yang juga menjadi ‘korban’ dari efek membaca buku ini. beliau yang juga punya kakak yang selalu mengajak kepada kebaikan seperti Mas Gagah ini. Sejak baca buku KMGP jadi terinspirasi untuk berhijrah dan taraa… sampai sekarang Alhamdulillah tetap istiqomah.

Kalau dilihat dari idealisme Helvi Tiana Rosa yang merupakan penulis buku sekaligus produser film ini memang bikin salut dan patut diapresiasi. Dakwahnya tersampaikan dengan mulus. Seperti ketika mengenalkan apa itu nasyid, apa itu  ikhwan yang bikin seisi bioskop terngingkal-pingkal tertawa karena penyampaiannya yang humoris tapi masuk ke otak penonton, bahwa ikhwan itu bukan sejenis makanan seperti bakwan atau tekwan. Hahaha. Juga didukung bahasa kekinian yang membuat film tidak ketinggalan zaman seperti memvisualkan buku yang lahir 20 tahun lalu . Konflik Palestina juga berhasil diangkat di film ini. Menyentil kita sebagai muslim harusnya tidak bisa tinggal diam melihat kekacauan di Palestina. Film ini sukses membuka mata orang awam tentang hijrah, tetang berubah menjadi lebih baik. Ada kalimat dari buku yang juga ditampilkan menonjol di film ini.

“Ketika kita tidak dapat memahami suatu kebaikan, maka cobalah untuk menghargainya.”

Berasa di tabok kan sama kata-katanya? Kalimat ini berkesan banget di otakku. Sering kali kita sewot liat si anu yang tiba-tiba aja jilbabnya jadi lebar, mengerutkan kening ketika melihat si ono udah pake jenggot. Padahal kalau kita belum bisa memahami kebaikan itu, menghargai saja sudah cukup.

last but not least, film ini layak untuk segera kamu tonton. Film ini ibarat oase di tengah gersangnya film-film islami yang tampil di bioskop. Film yang mengajarkan banyak hal untuk menjadi lebih baik. Aku dan ribuan penonton sangat menantikan versi lengkap dari film ini. Semoga segera tayang dan bisa lebih memuaskan penonton! Bravo untuk tim KMGP the Movie!

More info:

sebagian adik-adik dari Panti asuhan dan rumah Tahfiz yang diundang  nobar
adik-adik dari Pesantren Dar el Hikmah Pekanbaru

karena foto barengnya crowded banget. jadi kita foto berdua aja deh
 tempat duduknya sudah di atur agar tidak bercampur ikhwan dan akhwat

27 Januari 2016

Puluhan Calon Penonton KMGP dikecewakan Bioskop

1/27/2016 04:51:00 PM 16 Comments

Tepat jam 13.00 aku sampai di bioskop Holiday 88, disana sudah berkumpul para penulis-penulis yang tergabung di komunitas FLP (Forum Lingkar Pena) Riau. Para penulis ini bukan mau bedah cerpen, atau musikalisasi puisi di bioskop. Bukan! Kita mau nonton bareng film yang di angkat dari novelnya Mbak Helvi Tiana Rosa (Sering di singkat HTR). Yang mana mbak HTR ini adalah pendiri FLP! Novel ini sangat terkenal dari zaman aku masi SMP dan sampai sekarang masi terus cetak ulang. Ceritanya sangat menginspirasi. Anak-anak kelahiran tahun 90an yang hobi baca pasti lah tau banget gimana sepak terjangnya HTR ini. dan betapa terkenalnya beliau dimasa itu (sekarang makin terkenal). 

Selain di angkat dari novel HTR, yang bikin exited nonton film ini adalah pemerannya yang masih fresh banget di dunia perfileman, dan nilai tambahnya,selain ganteng level 9, pemeran Mas Gagah nya adalah seorang penghafal Qur’an. Wew… tambah penasaran dong ya. Walaupun terbilang jarang banget nonton bioskop, tapi demi film yang satu ini kami pun rela berbondong-bondong datang ke bioskop untuk mendukung film inspiratif ini.


Siang itu (Selasa, 26/01/2016) kami udah siap dengan atribut FLP. Malah pake baju kaos FLP SARANG PENULIS segala. Spanduk juga sudah di siapkan. Tapi ketika memesan tiket, calon penonton kecewa…. Eng eing eng....
FLP SARANG PENULIS

Jadwal Film KETIKA MAS GAGAH PERGI (KMGP) yang kami lihat di Koran dan website adalah jam 13.15. Jadwal selanjutnya sore pukul 15.45. kami sepakat pilih yang jam 13.15. tapi ketika beli tiket kami pun terkejut, karena mendadak jadwal film KMGP berubah jadwal tayang menjadi jam 17.45. it’s mean kalo kita nonton, kita bakal melewati sholat magrib. Dan bakal pulang malam. Nggak baik buat yang akhwat. 

So, aku dan bang Adit (HUMAS FLP Pekanbaru) mencoba melobi si mbak kasir. Tapi apalah daya seorang kasir, kebijakan bukan miliknya. Kami pun meminta bertemu dengan manajer atau supervisornya. Tapi para atasan di bioskop itu sedang keluar. Kami hanya duduk berjam-jam menunggu supervisornya datang. 


25 Januari 2016

Puisi Cetar dari Ismail

1/25/2016 06:22:00 PM 20 Comments


Membicarakan Ismail memang tidak akan ada ujungnya setiap hari ada saja tingkah nya yang bikin ngakak, ternganga takjub, atau bikin seisi kelas tepuk tangan. Dari yang unik, aneh, menyebalkan sampai mengagumkan! Ismail, muridku di SDIT Al-Fikri Islamic Green School Pekanbaru ini pernah mengerjakan soal ulangan blok pelajaran IPS dalam waktu 10 menit dengan nilai 100. Pernah juga bolos di pelajaran matematika dan lebih memilih membaca buku ensiklopedi Luar angkasa di Perpus dari pada memperhatikan gurunya ngoceh di depan kelas. Akibatnya nilai matematiknya dapat telor. Tinggal di bawa pulang minta gorengkan sama Ummi.
 
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari Ismail kadang nggak nyampe di otak gurunya yang pas-pasan ini. misalnya, kenapa teori terbentuknya alam semesta yang di tulis Charles Darwin hanya di bantah oleh satu orang. yaitu Harun Yahya. Seharusnya kalau orang percaya akan tuhan, semua akan membantah teori Charles Darwin tentang terbentuknya alam semesta #kemudian hening #ustazah sibuk buka google.

Ismail ini anaknya moody banget. Jangan pernah bikin doski sampai bad mood. Bisa berabe. Pernah suatu ketika  pulang dari kelas Al-Qur’an Ismail ‘meradang’ di kelas ku. Awalnya aku coba biarkan dia tidur sendirian di belakang kelas. Tapi karena di kelas III ini anak nya jahil-jahil, teman-temannya pun mencoba ‘membujuk’ Ismail (tapi dengan cara yang salah, contohnya nyolek-yoleh bahunya). Ismail pun menendang meja dan kursi. Aku yang berusaha memeluknya untuk menenangkan nya juga kena jurus silatnya. Kemudian Ismail menangis tanpa suara, mungkin kaki nya sakit kena meja. Style Ismail memang begitu. Kalau menangis tak bersuara. 

Aku mencoba bicara dari hati ke hati ketika kulihat dia sudah agak tenang.  Tapi hanya mulutnya yang bergerak tanpa suara. Aku kan jadi bingung. Ku biarkan dia tidur telentang sendirian di belakang kelas. Ku introgasi teman-teman sekelompok belajar al-Qur’an Ismail., ternyata dia ditegur (ditegur loh, bukan dimarahin) oleh guru Al-Qur’an karena membaca buku ensiklopedi kesayangannya. Ya iyalah di larang, Wong dia bacanya di jam pelajaran Al-Qur’an! Udah gitu dia sambil baca sambil di terangin ke teman-temannya.”eh, eh Ini loh ada planet, jarak bumi ke neptunus sekian loh, Pluto itu tidak di anggap planet lagi loh, eh antum mau ke planet nggak?” teman-temannya yang lagi belajar Qur’an tentu tergoda dong, dan pelajaran Al-Qur’an jadi terganggu. Hampir habis jam pelajaran Pkn barulah mood baik Ismail kembali ke peraduan. Dia bahkan menghampiri ku di meja guru. 

“Ustazah, sekarang ngerjain apa nih?”

Kemudian Ustazah tersenyum

mungkin Ismail hanya butuh waktu untuk sendiri.

Kadang kalau lagi nggak mood belajar, nggak mood ngerjain tugas, Ismail berdiri di jendela kelas. Kelas aku itu di lantai 2. Jadi dari jendela bisa lihat perumahan padat penduduk dan gedung-gedung tinggi di Pekanbaru, kayak RS Syafira, Grand City Hotel, Balai Dang merdu dll. Aku sih kadang membiarkan Ismail dengan “me time” nya di jendela. Dijamin setelah diberi waktu untuk berdiri di jendela dia bakalan mau belajar lagi. 

Pernah di jam pelajaran al-quran juga. Ismail diberi waktu 10 menit untuk menceritakan isi buku yang dibacanya. Asalkan ia tertib ketika belajar al quran. Ternyata peraturan ini manjur. Ismail bahkan lebih semangat mengulang hafalan juz amma nya. Sepuluh menit terakhir Ismail pun bercerita tentang planet. Setelah itu ada sesi tanya jawab antara guru al-qur’an dan Ismail (waktu itu guru al-quran nya adalah ustad Sahabir), anak-anak memperhatikan dengan seksama.

“Oke, karena Ismail sudah tertib. Ustad kasi Ismail waktu 10 menit untuk bercerita.”

Ismail yang semangat langsung cerita panjang lebar soal planet. Dari bagaimana terbentuknya alam semesta, luas bumi berapa KM, jarak mahari dan bumi, nama-nama planet. Semua dia hapal DILUAR KEPALA! Wow… pembaca blog ini ada yang hapal berapa jarak antara bumi dan matahari? Eit, jangan buru-buru buka google. Nanti aja. Ismail masih akan membuat kita tepuk tangan.

Ustad sahabir yang kagum dengan jawaban-jawaban Ismail malah tambah semangat bertanya (atau menggali wawasan Ismail). Ustad pun mengaitkan pertanyaan dengan tafsir Al-Qur’an. Dan amazing, Ismail bisa menjawabnya dengan menyebutkan ayat Al-Quran yang bercerita tentang planet dan alam semesta (aku lupa surat apa. Yang jelas juz 30).
 
Ismail dengan buku ensiklopedinya. Hasil minjem dari perpus
Aku yang lagi duduk santai di belakang kelas langsung berdiri memberikan standing applause. Reflex teman-temannya dan ustad sahabir pun ikut tepuk tangan. Ketika aku ngobrol ngobrol dengan umminya sepulang sekolah. Umminya mengaku tidak pernah mengajarkan tafsir al-qur’an pada anaknya. Umminya yakin, dia tau itu semua dari hasil baca buku. Waaaaa… daebaaakk.. amazing…!!!

Ismail ini kalau ulangan selalu menjawab dengan logika. Tak jarang jawaban-jawabannya itu bikin senyum-senyum sendiri bahkan tertawa ngakak. Gurunya yang punya otak pas-pasan ini cuma kagum angguk-angguk bilang “ya juga ya”. Kadang hayati nggak ngerti jalan fikiran Ismail ini. hahaha

Duh kepanjangan cerita tentang Ismail. Baiklah ini ada sebuah puisi terakhir yang Ismail buat untuk ustazahnya yang selalu ternganga ketika di tanya pertanyaan absurd. Hari itu adalah hari senin, sejak hari jum’at aku sudah bilang kalau hari senin adalah hari teraakhirku di SD IT Al Fikri Pekanbaru. Senin Pagi selembar puisi  yang ditulis dikertas buku gamabr terletak di mejaku. Ini dia…


Aku yakin kalian bakalan jereng kalo maksa baca tulisan ini, ini aku tuliskan tanpa merubah satu huruf pun.

Ustazah Risa
Tanpa engkau……
Tiada lagi penerima informasi
Tiada lagi pendukungku untuk belajar
Tiada lagi pengapload tulisanku di facebook
Tiada lagi yang mempersilahkan untuk melihat pemandangan
Tiada lagi yang mempersilahkan baca koran di kantor

Ustazah risa
Tanpa engkau…….
Aku hanyalah kegelapan
Aku hanyalah kehinaan
Aku hanyalah sebutir kacang polong
Yang bertebaran di angkasa
Sungguh besar jasamu padaku
Sehingga engkau adalah wanita terbaik ke-2
Sehingga engkau patut ditiru oleh guru2 sesudahmu

salam
 ***
Reaksi aku waktu baca surat ini adalah ketawa ngakak jungkir balik samba kayang dilapangan sekolah. Enggak ding! Pokoknya di kelas itu aku ngakak banget. Asisten kelasku, Ustazah Ilvi sampai geleng-geleng kepala, tapi setelah baca puisinya Ismail zah ilvi ngakak juga.

Waktu aku tanya umminya pas pulang sekolah, umminya bilang Ismail nulis ini larut malam. Nunggu kakak-kakaknya pada tidur dulu, biar dapat inspirasi katanya. Ckckckck..

Waktu aku tanya si Doski, siapa wanita terbaik pertaama. Eh ternyata bukan Umminya yang udah capek-capek ngelahirin dia, tapi Sumayyah bin Khabath. Tau kan siapa Sumayyah? Iya bener banget, Sumayyah adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Ia rela kemaluannya di tombak demi mempertahankan keislamannya. We O We! Aku gurunya yang nggak seberapa ini disamakan dengan Sumayyah! Betapa bangga ini menyesaki dada. Betapa puisi ini lebih berharga dari kado apapun.

Terimakasih Ismail, mengajariku banyak hal…