21 Maret 2015

Mengejar Salju di Kaki Gunung Trikora



Sebelumnya Marrio, guru SM3T asal UNESA yang bertugas di Memberamo Tengah sudah pernah mengajak aku ikut trip ini. mencari salju di kaki gunung Trikora. Dan melihat air terjun tiga tingkat yang mengalirnya ke atas. Wew. Penasaran kan. Tapi tempat itu belum banyak di jamah manusia. Suhunya saja bisa sampai minus NOL derajat. Perjalanan yang gila memang. Marrio dapat info kalau ada salju itu dari supir yang udah sering bolak-balik Wamena-Nduga. Katanya ada spot di daerah Nduga sana yang kalau pagi turun salju. Daerahnya masi polos alias tidak berpenghuni. Nah lo, kan syerem! Dari kami guru-guru SM3T pun belum pernah ada yang sampai kesana. Saat itu aku menolak ajakan Marrio dkk. Karena selain rombongannya cowok semua, hari itu aku juga ada agenda, penyambutaan dosen dari Riau yang datang dalam rangka monitoring dan eveluasi (Monev) kinerja SM3T. pergi jalan-jalan disaat dosenku datang? it’s a big no!
 
Tapi akhirnya aku jadi juga ikut trip gila itu. Ini kronologinya… #sokpenting #kenapadibahas

H-1 keberangkatan. Aku lagi liburan dikota. Malam itu aku melihat dokter Poby di sekretariat SM3T (Disingkat sekre). Doski adalah dokter yang bertugas di kabupaten Tolikara dan aktif menjadi Relawan di BSMI Jayawijaya. Ternyata dokter Poby ikutan trip yang digagas Marrio itu. Makanya nginep di sekre biar tidak ketinggalan, karena berangkatnya jam 4 subuh besok. Wew, salut ama mereka ini. beneran jadi ya trip mengejar saljunya. Setelah basa-basi nanya ini itu, dokpob malah ngajakin aku untuk ikut trip ini. aku ya jelas-jelas nolak dong. Berangkatnya besok subuh dan aku belum punya persiapan apa-apa. Lagian besok kami anak UR harus menyambut dosen di bandara. NO. NO. NO!


Usaha bg poby ternyata di dukung oleh Sony. Guru SM3T dari UNMUL yang juga ikutan ngetrip. Sony bilang, banyak akhwat BSMI yang ikut. Kayak Wulan, Rina, Muti, dan Murobbi kami di BSMI yaitu kak Ratmi. Wahh… ternyata mereka ikutan. Aku sedikit ngiler.

Tetiba ada kabar bahwa 2 orang mengundurkan diri dari trip ini. yang artinya biaya per orang bakalan bengkak. Sedangkan semua udah dipersiapkan. Kayak konsumsi, mobil, supir dll. Aku dapat SMS dari Marrio yang bisa dibilang ketua dari trip ini. lagi-lagi mengajakku bergabung untuk menggantikan 2 orang yang gagal pergi itu. 

Berbagai cara mereka kerahkan. Dari memelas sampai rayuan gombal dari Marrio. Pertarungan sengit dan adu mulut berdebat cukup lama berlangsung di dapur sekre yang dilengkapi dengan meja makan 10 kursi. Berasa lagi rapat akbar. Padahal tadinya aku lewat dapur karena ingin sikat gigi ke kamar mandi dan bersiap tidur. Kenapa aku malah tenggelam dalam ajakan mereka. Kenapa harus aku yang jadi icaran paksaan mereka untuk berangkat. Adoohh… 

Belum lagi teman-teman akhwat SM3T yang sama-sama aktif di BSMI ikut membujukku untuk ikut. Hadeuhh.. yang sekarang aku fikirkan bukan lagi tidak mau ikut karena dosen datang, karena Marrio berjanji memintakan izin untukku ke ketua SM3T UNRI, lagian dosen baru akan mulia monev lusa. Besok hanya penyambutan di bandara. Baiklah, tapi aku tidak punya persiapan. Jaket, celana tebal, sandal gunung, baju, sarung tangan dan perlengkapan lainnya ada di posko ku di atas bukit Hitigima sana. Sedangkan waktu berangkat tinggal beberapa jam lagi menjelang subuh.

Temen-temen di sekre memberikan aku pinjaman apa saja yang kubutuhkan. Malam itu aku sibuk menggedor-gedor kamar di sekre untuk minjam perlengkapan.  Akhirnya, menjelang tengah malam itu, aku berhasil mengumpulkan peralatan. Dan berusaha untuk tidur save tenaga untuk trip dadakan besok.


Bismillah…
Jam 4 subuh sekre sudah heboh, mempersiapkan sarapan dan lainnya. Aku tidak mandi karena ngga mandi aja wamena udah dingin banget. Nggak kebayang mandi jam 4 subuh begini. Akhirnya mobil Strada kapasitas 5 orang dengan Marrio di dalamnya datang menjemput kami ke sekre. Yang cewek-cewek dipersilahkan duduk di dalam. Sedangkan yang cowok duduk di belakang dengan bak terbuka. Kasihan mereka. Harus bertahan di cuaca sedingin ini.

Perjalanan belum dimulai karena kami harus menjemput konsumsi untuk makan siang, menjemput beberapa relawan BSMI yang juga ikut trip ini. total semuanya 12 orang dari berbaga begron. Guru SM3T UR, UNESA, dan UNMUL. Dan relawan BSMI Jayawijaya. Kita pun berangkat menembus gelapnya subuh.
Sebelumnya aku sudah pernah kearah ini. arah yang sama dengan Danau Habema (Danau tertinggi di Indonesia). Tapi karena tujuan kita bukan danau habema, maka pagi itu kita hanya melewati saja danau habema yang memukau. Kalau sebelumnya ketika di ajak Bupati Jayawijaya kesini kami melewati sebelah kanan Danau, saat ini supir melewati sebelah kiri danau dengan pemandangan yang lebih funtastis lagi. Berbagai macam kamera sibuk mengabadikan moment di perjalanan. 

what a beautiful sunrise from the top of Lembah Baliem, papua
kayak gambar anak SD ya. Matahari muncul di tengah gunung. Masya Allah Indahnyaa
Mobil kami sudah melewati danau Habema yang punya ketinggian 3522 Mdpl itu. Hari sudah terang. Detik-detik menunggu sunrise nya turun. Aku pun mengeluarkan tangan dari jendela mobil untuk ambil video. Tapi ternyata angin dan dinginnya luar biasa. Baru beberapa menit tangan diluar sudah mau kaku rasanya. Terbayang teman-teman yang duduk di belakang. Yang sabar ya mas bro… kalian pasti kuat. 

Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya sampailah kami di jalan yang penuh batu, di kiri jurang. Mobil jalan merambat. 

“Di sinilah biasanya turun salju. Berarti kalian kurang beruntung hari ini.” kata Sopir menunjuk bukit yang ada di sebelah kiri.

“Hah? Jadi artinya kita nggak dapet moment turun saljunya nih, Pak?” tanyaku kaget.

“Iya.. biasanya turun salju sekitar pukul 07.00 pagi sampai pukul 09.00 WIT. Itu pun jarang.” Jelas pak sopir dengan santai. 

HAAAAAHH?? Jadi kitaa udah jauh-jauh kesini nggak dapet apa-apa nih?”

Kami yang cewek-cewek di dalam mobil langsung heboh. Saling menyalahkan kenapa tadi telat berangkatnya (pahahal aku udah bangun jam 4 kok. Tapi kan sholat subuh dan sarapannya itu yang lama) Jam di dashbor mobil menunjukkan pukul 09.45. sedangkan altimeter  (alat pengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut) di mobil menunjukkan kami sudah berada di ketinggian 3550 mdpl. Wew, ini lebih tinggi dari pada puncak gunung Merbabu di Jawa sana. Dan hampir menyerupai ketinggian gunung Semeru yang tingginya 3.676 mdpl itu. Wow….. sebentar lagi bisa ngelus awan nih #ditabok

“Emang kita ini udah dimana, Pak? Gunung Trikoranya mana?” celetuk dari bangku belakang yang mmebuat supir tertawa.

“Ini masih kabupaten Nduga. Memang kita sudah keluar dari kabupaten Jayawijaya. Tapi Trikora masih jauh sekali, Dek. Sewa mobil 15 juta utuk sampai ke pos pendakian. Itu pun harus sopir berpengalaman.” Jelasnya sambil tersenyum menetawakan kepolosan kami.

“Jadi kita ini bukan ke kaki gunung Trikora?”

“Ya bukanlah… hahaha.. trikora itu di dekat puncak Jaya. Kalian dengan perlengkapan begini mana bisa bertahan hidup kalau ke Trikora.” Lagi-lagi pak Supir tertawa. Aku tepok jidat. Aku lupa browsing dulu sebelum ikut trip ini. aku percaya aja waktu Marrio bilang kita mau ke kaki Trikora. Heuh.. 

Tapi akhirnya kami bisa berhenti dan foto-foto ditempat ini. tempat yang sangat dingin tapi tandus. Aku juga tidak mengerti kenapa bisa putih seperti ini. padahal dilanda hujan. Apakah ini batuan yang berubah menjadi kapur? *anak geografi tolong di jawab.

Kami cukup senang bisa berasa disini. Tempat yang kalau di foto kelihatan seperti gunung yang diselimuti salju. Padahal sama sekali tidak ada salju apalagi es seperti komentar-komentar netizen yang melihat foto kami di sosmes. Kami berhasil menipu kalian semua. Hahaha #ketawaSetan *abis itu sungkem
foto ini berhasil menipu ribuan temen di pesbuk. dikira ini beneran puncak Trikora. muahahaha

Akhwat2 BSMI. Kak Ratmi, Aku, Tami, Rina, Muti dan seorang lelaki tanpa nama. hahaha

WHAT A BEAUTIFUL VIEW
Walaupun gagal....
nyante dulu brayyyy
Cerita Perjalanan kami belum berakhir, masih ada air terjun tiga tingkat yang katanya ada aliran yang mengalir keatas. Mobil kami rusak di tengah jalan, menemukan kerikil yang berlapis emas, dan kami tersesat di tengah padang rumput. Baca ceritanya di postingan berikutnya..

Daaaa…
Selamat liburan dari Wamena dengan suhu 16 derajat celcius

Biaya :
Rp. 300k/ orang. (include mobil, bensin, supir, makan siang dan snack)

#Sorry, foto-foto udah di compres jadi kurang jelas.  

*update : Cerita Selanjutnya >>  Kami Namai air terjun itu UNRI, UNMUL dan UNESA

32 komentar:

  1. Seru ya...
    Jadi ingin ikutan ngebolang :D
    Lain kali ajakin saya dong,. Pelisss

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanti kita ngebolang yang deket2 pku aja ya.. haha

      Hapus
    2. Eh sebnarnya itu beneran salju atau bukan sih? *kepo

      Hapus
  2. tempatnya bisa jadi rekomendasi bhat liburan bersama keluarga ni. emg si katanya di papua tempatnya sangat bagus :D

    BalasHapus
  3. tempatnya bisa jadi rekomendasi bhat liburan bersama keluarga ni. emg si katanya di papua tempatnya sangat bagus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha? sama keluarga??
      jangan deh ngajakin balita kesini.. bisa biru kedinginan

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. iya ga mungkin donk bawa balita ke tempat ini sedangkan saya belum punya bayi hahaha
      paling saya hanya bawa istri dan keluarganya ketempat ini,

      Hapus
  4. gak nyeselkan abis diboongin temen :D ya jelas ngak nyesel lah wong kerennya good gitu kok. emang di papua itu dingin banget yaa atau emang karena posisinya tinggi.

    gak bisa mengebayangi bagaimana temen-temen loe buat ngemis2 minta loe ikutan. tapi rayuan mereka akhirnya berhasil juga.

    foto-fotonya keren, apalagi yang kayag salju itu. kok bisa yaa begitu, batu tapi putih. indonesia emang keren banget tapi sayang gue masih di rumah ajah "peluk kasur."

    BalasHapus
    Balasan
    1. gaakk beneran gak nyeselll... berterimakasih malahan....
      emang dingin karena kami ada di daerah pegunungan. kalo di papua barat yang deket laut mah panas...

      Hapus
    2. hehe gak rugi juga temenmu ngajakin kamu berarti, kamunya senang, mereka juga senang, tapi gue gak senang karena belom dibuat senang, bisa senang kalo diajakin kesana juga :D

      eehh jalannya papua enak ngak, kalo enak bisa jalan2 pantai atau gunung terus dong.

      Hapus
    3. jalan nya ya gitu deh.. kurang bagus.. banyak yg pelosk.. dan utuk keluar dari kota wamena kemana-mana harus pake pesawat rud... wamena kan lembah gitu dia

      Hapus
  5. Wah sewa mobil 15 juta buat sampe di pos pendakian, mahal kali yak. Walaupun gak sampe ke Gunung Trikoranya, tetapi sudah beruntung dapat menapakkan kaki di kaki gunungnya :D

    BalasHapus
  6. wow, cerita berikutnya menemukan kerikil berlapis emas :D
    ky nya bakal lebih seru nih di cerita selanjutnya, hehe

    eh ini bisa di katakan beruntung atau kurang beruntung yah? hehe udh trip nya dadakan trus ga dpt liat salju, dan ternyata bukan ke Tolikara. hehe namun sepertinya msh bahagia sekali, trlihat dr foto nya :D

    BalasHapus
  7. hah? tolikara? trikora kaleuss.. wkwkwk..
    baca yang bener cit..

    BalasHapus
  8. Emang papua terkenal dengan alam yg sangat indah.

    Ngomong2 gak nyesel kan di bohongin tapi dapet keindahan gitu. Keren foto2 nya juga

    BalasHapus
  9. Papuaa..
    salah saatu pulau yang gue kagumi nih, pengen juga traveling kesana.
    tapi gue baru denger kalai trikora, mbak.
    gue mah kalau kesana cuma pengen ke raja ampat, sama ke titik 0km di merauke :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. trikora itu gunung yang ada salju abadinya. alias gak liat musim. mo musim panas musim dingin musim ujan tetep aja bersalju :D

      Hapus
  10. Jadi mau ke Papua euy! Ajak ajak lain kali mbak! Hahaha.
    Terlihat dari fotonya aja sih itu keren banget. Meskipun itu gagal ke puncak trikoranya, tapi seenggaknya pemandangan itu pun terbilang not too bad kok. Suka sekali malah aku, Mbak.

    BalasHapus
  11. Kalau nggak di jelasin dulu gimana kronologinya, mungkin saya sudah menganggap Mbak sedang berada di tempat yang ada saljunya. Serius.

    Itu ketinggiannya bisa setinggi itu, ya? Tapi, kok nggak ada awan-awan yang kayak di atas gunung gitu, Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... makanya waktu aku posting di Fb pada percaya aja kalo itu salju.. postinan ini semacam penjelasan gitu

      awan nya gak tertangkap camera

      Hapus
  12. Itu serius per orang biayanya 300K "NJir... mahal bener, ya." Eh, tapi kalo bisa foto ada Saljunya itu, sepertinya gue juga mau, sih. Meskipun bukan salju sesungguhnya.

    OWalah, di Papua beneran ada saljunya ya? Gue kira cuman mitos aja. Untung gak ke tempat yg minus nol itu, ya kak. Kalo ke sana, mungkin kak Risah bakalan jadi es balok pulangnya. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan buat iuran sewa mobil nya.. makanya mahal..

      hahaha mitos? itu beneran looohhh... cari aja di google TRIKORA.

      Hapus
  13. Kyaaaaa walaupun ga ketemu salju tapi tetap aja keren bangetttt. Sumpah foto fotonya menipu banget mba. Kerennnn. Ya Allah cantik sekali alam ciptaan-Mu ini.

    BalasHapus
  14. Wah masa ketinggian 3000an bs ditempuh pake mobil kak? *bengong
    Kalo dijawa 3000mdpl harus jalan dan itu capeknya..
    Tp saya jd penasaran ttg gunung trikora harus nyewa mobil sampe 15juta cuma buat ke basecampnya.
    Btw foto2nya keren kyk di salju2.
    Oh iya saling follow blog yuk. Tombol follow di blog ini mana ya saya mau follow. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa... bisa pake mobil... cuma naik bukit nya ya jalan kaki.. paling 5 menit doang..

      di papua kan emang bukit2 gitu dan dataran tinggi.. jadi ada akses jalan di ketinggian segitu..

      bahkan 3520an mdpl masi ada jalan aspal nya

      okeh. aku folback

      Hapus
  15. what a beautiful view. nggak apa-apa lah menipu, yang penting epic. cewek kalau udah kejadian memang begitu ya, saling menyalahkan satu sama lain :")

    BalasHapus

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)