18 Desember 2013

A Journalist Wanna Be #Part 2

*Hari Pertama  Jadi Wartawan Gadungan*

Seperti yang aku ceritakan kemaren, aku resmi jadi jurnalis yang magang di HARIAN DETIL. Koran lokal Riau. Hari pertama aku dikasi pembekalan sebentar di kantor dan setelah Pak Budi dan Pak Ical capek nyeramain aku, aku pun dapat tugas pertama dari Pak Budi.

Kamu liat helm itu?'' kata Pak Budi menunjuk sebuah helm yang ada di atas meja.

''Helm itu baru saya beli kemaren di toko AA jalan nangka. Harganya 150rb. Warnanya kamu liat sendiri kan. Dan itu helm SNI''

Aku masih bingung, ni bapak  kenapa jadi pamer helm sama aku..


''Sekarang, coba kamu buat 1 berita tentang helm itu. Datanya yang saya sebutkan tadi. Buat 5 alenia aja. Lengkapi 5W+1H nya. Saya tunggu sampai jam 12'' katanya sambil melirik jam. Kepala aku ikutan melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul 11.05
ada waktu 1 jam. 

Aku cepat2 duduk di depan komputer Dila. Dan mulai berpikir keras...
Tik.... Tik… Tik… Tik… Tik…

Inil adalah tulisan berita pertama aku, karna ini sejarah maka aku ngerasa perlu naro di blog. Muehehehe...

Pengguna Roda Dua Diwajibkan Menggunakan Helm SNI
gambar dapat dari SINI
Saat ini pengguna roda dua diwajibkan menggunakan helm yang berlisensi SNI. Budi sebagai penguna roda dua mengaku terpaksa membeli helm SNI agar tidak di tilang polisi. “Helm ini saya beli di Toko AA di jalan Nangka seharga Rp.150.000. katanya ada peraturan harus pakai helm SNI, makanya saya beli.” aku Budi, pengendara roda dua sembari memegang helm merek Caberg berwarna putih. 
Ningsih, sebagai penjual helm mengatakan bahwa penjualan helm yang berstandar SNI cukup diminati para pembeli. “sejak ada peraturan memakai helm SNI, banyak orang cari helm ini. Helm ini memiliki banyak pilihan model corak dan warna. Pembeli tinggal memilih sesuai selera.” Jelas Ningsih penjual helm yang berada di jalan Nangka. 
Selain karena diwajibkan, para pengguna roda dua juga lebih memilih helm yang berlisensi SNI karena helm tersebut juga tahan lama dan nyaman digunakan. “Helm SNI biasanya dilengkapi dengan  penutup muka full face yang menjaga pandangan mata dan wajah agar terhindar dari debu. Selain itu juga helm ini bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama dan tahan banting.
Humas Direktorat lalu lintas kota Pekanbaru di kantornya mengatakan “Untuk mengantisipasi cidera di kepala ketika terjadi kecelakaan, kami mewajibkan pengguna roda dua menggunakan helm SNI, sebagai ancaman bagi pengendara yang tidak menggunakan helm SNI di jalan, akan dikenai denda Rp. 250.000 sesuai dengan UU Lalu lintas NO. 22 Tahun 2009.”
Menariknya, menggunakan Helm SNI juga sudah dijadikan tren bagi remaja dan anak muda di beberapa kota besar. Di Pekanbaru sendiri sudah ada tren memakai helm Couple. Helm berstandar SNI yang di desain untuk pasangan. Ada helm khusus untuk pasangan laki-laki dan untuk pasangan perempuan disertai dengan gambar unik dan kode tertentu. Para remaja banyak menggunakan helm couple ini sebagai ajang unjuk gigi kekompakan mereka dengan pasangannya. Tertarik menggunakan helm SNI? (Ris)



Tulisannya agak gak nyambung. hahaha. Apa komen dari Pak Budi tentang tulisan pertama aku?

To Be continued....

17 komentar:

  1. penasaran sama komen pak budi :D ditunggu part 3nya :D

    BalasHapus
  2. wuih cepet banget komennya wi... baru aja selesai posting .#acungi jempol dehhh

    BalasHapus
  3. waaaah, keren nih postingan pertamanya mbak,, bisa makek pendapat orang gitu,,,
    entah apa komentar pak budinya nanti ? haha

    BalasHapus
  4. seharusnya faktanya aja mbak yang ditulis jangan dibumbui yang lain.
    conothnya kata agar tidak ditilang polisi. itu kan beda banget dengan fakta yang disebutkan dari pak budi, ya kan.

    BalasHapus
  5. wah ternyata sama aja ya..
    aku dulu pas di radio juga dikasi satu topik, terus suruh bikin karangan sesuai topik itu...
    btw lancar banget nih imajinasinya kak..langsung sukses bikin postingan tentang helm... :D

    BalasHapus
  6. gpp mba gak nyambung. itung2 belajar, kan masih amatir. namanya juga gadungan...ehh

    BalasHapus
  7. Waaah jadi jurnalis, keren!
    Gue juga sebenernya jadi jurnalis.. Nyari berita gitu, kayaknya lebih seru ...
    Kerja di lapangan..

    Tulisan elo tentang helm-nya bagus. Itu UU lalu lintasnya emang beneran paham apa browsing duluan? :D

    BalasHapus
  8. hihi kak tulisannya lucu. pokoknya ditunggu endingnya gimana ah :D

    BalasHapus
  9. itu serius tulisan yg kamu buat utk materinya? agak kurang sesuai dengan yang diminta ya Ris? kan td mintanya ada 5H+1W yah? ah mungkin aku yg ga jago, hehehe

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Tulisannya selevel sama yang ada di kompas.com... tapi sayang, topik di paragraf terakhirnya bikin nyesek, itu kan gak baik buat jomblo kak :(

    BalasHapus
  14. aaaa, kenapa bersambung lagi hahah, jadi penasaran part 3 nya :))

    BalasHapus
  15. kalau saya yang di suruh buat berita kayak gtu hmmm bisa gak yahh... eh ngebacanya... udah bahasa jurnalis banget tuh... jadi penasaran nih ama komentnya pak Budi

    BalasHapus
  16. berasa baca koran jawa pos dipagi hari :D hahahahahha.

    BalasHapus

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)